GAMBUT SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI KIMIA

Gambut merupakan bahan baku yang bernilai jauh lebih rendah dibandingkan dengan minyak mentah atau batubara karena kandungan airnya sangat tinggi. Gambut juga mengandung berbagai macam senyawa organik yang akan terurai atau terkonversi menjadi senyawa lain jika gambut dibakar, dipirolisa atau digasifikasi. Ektraksi senyawa-senyawa lignin, asam humat dan humin, peetin hemiselulosa dan selulosa sebagaimana ektraksi bitumen dan waxes dari gambut merupakan hal yang menarik dan banyak dipelajari akhir-akhir ini. Tetapi, pada beberapa jenis gambut kandungan senyawa-senyawa di atas sangat kecil sehingga isolasi senyawa-senyawa tersebut secara ekonomis tidak layak untuk dilakukan karena biaya dan energi yang dibutuhkan besar.
Di Rusia, produksi beberapa senyawa kimia dari gambut telah dilakukan secara sinambung. Produk kimia tersebut antara lain : wax, pewarna, desifektan, phenol, karbon aktif dan lain-lain. Sedangkan untuk produksi methanol dari gambut dan pencairan gambut secara katalitik sedang dalam tahap pengembangan. Di Finlandia, penggunaan gambut sebagai bahan baku untuk pembuatan ammonia telah sangat maju.
Dalam sebuah metode pengolahan gambut secara termokimia, gambut dengan berat molekul yang tinggi dikonversi menjadi senyawa-senyawa organik dengan berat molekul rendah. Metode destruktif dari proses pengolahan gambut ini adalah sama dengan metode yang digunakan untuk pengolahan batubara. Secara kimia pembentukan gambut sangat berlawanan dengan pembentukan batubara, pembentukan gambut tidak melalui proses coalifikasi sehingga perbandingan H/C pada gambut sangat dipengaruhi oleh konversi termokimia dibandingkan dengan batubara, terutama jika gambut pertama-tama digasifikasi.
Kelayakan gambut secara ekonomi sebagai sumber karbon alternatif untuk kebutuhan termokimia tidak hanya dipengaruhi atau ditentukan oleh aspek energetika dan teknologi. Tapi juga oleh harga bahan baku pesaing lainnya. Bagaimanapun juga, penggunaan gambut secara komersial sebagai bahan baku karbon dan energi memiliki tradisi yang sangat panjang, dan tidak dapat dipungkiri bahwa produksi karbon, C1 dan C2 akan menjadi kompetitif jika harga minyak mentah dan gas naik secara terus-menerus. Teknologi pengolahan gambut saat ini berkembang sangat pesat dan cadangannya di dunia sangat besar maka potensinya sebagai bahan bakar industri kimia pada saat yang akan datang sangat cerah. Hal ini disebabkan gambut merupakan bahan baku karbon bagi industri yang sangat murah dibandingkan dengan minyak bumi, dan proses pengolahannya tidak berbeda dengan proses pengolahan batubara sehingga teknologi yang ada dapat digunakan dalam pengolahan gambut.